Di balik topeng kapitalis (sebuah opini)
Kapitalisme, adalah sebuah sistem ekonomi yang mengutamakan akan materi serta hak milik pribadi yang mana merupakan sikap dari hasil kebencian masyarakat eropa pada sistem merkantilisme yang telah gagal mensejahterakan beribu – ribu masyarakat eropa pada saat itu.
Hal ini didasari oleh sikap para rakyat yang terkekang oleh peraturan – peraturan kerajaan yang hanya mensejahterakan orang – orang golongan atas saja dan keinginan yang kuat akan terbebas dari kekangan tersebut yang membuat mereka berani untuk mengambil sikap.
Memang diakui, kapitalisme mempunyai beberapa nilai positif, apabila kita membandingkannya dengan sistem yang bertolak belakang dengan system tersebut, yaitu sosialisme, seperti kebebasan untuk memilih usaha, adanya persaingan antar pelaku ekonomi yang membangun, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam berekonomi.
Akan tetapi pada prakteknya dilapangan, kapitalisme juga memberikan beberapa dampak signifikan terhadap moral, perilaku konsumsi, gaya hidup, bahkan ekonomi itu sendiri, terlihat dari berubahnya gaya hidup anak – anak usia sekolah dasar sampai SMA, serta dari gaya berpakaian, & menurunnya moral para remaja yang disebabkan oleh globalisme yang berasal dari sistem kapitalis.
Dampak lain yang bisa dilihat adalah, makin menurunnya batas usia kerja, yang bisa dilihat dari fenomena yang bisa dicontohkan seperti berikut: mula-mula dalam suatu keluarga, gaji seorang ayah mungkin bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut, akan tetapi seiring berjalannya waktu, tentu kebutuhan mereka akan bertambah, seiring dengan inflasi & kenaikan harga yang perlahan-lahan, membuat satu - persatu dari anggota keluarga tersebut harus ikut membating tulang untuk memenuhi kebutuhan yang harganya terus melambung.
Kapitalisme didalam masyarakat modern saat ini sudah merambah dari lapisan atas hingga bawah, yang mana seakan menyeret seluruh lapisan masyarakat pada lingkaran kedzaliman tak berakhir, sebab riba yang menjadi pondasi membuat masyarakat yang meminjam modal seakan harus membayar biaya yang seakan – akan telah ia pakai, padahal biaya tersebut tidak pernah ada sebelumnya , dan membuat para pemodal “kenyang” dengan upah jerih payah yang bukan haknya, bunga bank yang mengikat setiap nasabah, pinjaman luar negeri yang ber”jasa” memberikan tumpukan hutang – hutang Negara yang semakin menumpuk serta memerlukan waktu sampai entah generasi keberapa bisa lunas, sampai transaksi yang terkadang tidak adil serta monopoli.
Hal ini disebabkan karena kapitalisme mendorong masyarakat agar bersikap individualis serta menghalalkan segala cara agar membuat dirinya kaya dan tidak menghiraukan orang lain. Dan menimbulkan sikap egois serta bebas dan mengesampingkan moral dan etika, yang mana hal ini memunculkan faham individualisme serta liberalisme.
Kapitalis juga mengubah sikap perilaku konsumsi masyarakat, menjadi hedonis dengan menawarkan berbagai macam hal yang bersifat sekunder dan bukan hal – hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan dan mendorong masyarakat untuk menginginkan kenikmatan yang lebih, yang mena hal ini memunculkan faham hedonisme.
Walaupun kapitalis sekarang ini telah mengalami beberapa perbaikan, pada dasarnya faham ini masih tetap akan terus memberikan kemudharatan, di sebabkan riba yang mana sudah menjadi pondasi dan sudah mengakar daging difaham ekonomi ini. Ditunjukkan oleh peristiwa krisis dunia yang terjadi pada tahun 2008 & 2012 kemarin, yang mana harga – harga barang naik, serta membuat banyak Negara termasuk Negara – Negara maju kalang kabut, yang disebabkan banyaknya orang yang curang dalam bermain saham yang menyebabkan fenomena “bubble economy” (ekonomi balon) yang mana seakan terlihat bahwa ekonomi Negara tersebut telah tumbuh begitu pesatnya, akan tetapi tidak disertai oleh pondasi sector riil, yang rawan krisis.
Dengan kata lain untuk hal ini, sudah terlihat bahwa sistem ekonomi kapitalis ini telah bobrok & tidak cocok untuk digunakan lagi, dan memang sudah tidak mungkin untuk menghilangkan unsure riba dalam sistem kapitalis disebabkan sudah mendarah dagingnya riba dalam sistem ini, jadi hal yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah perekonomian ini adalah merubah sistem perekonomian yang ada, yang mana tidak semudah membalik telapak tangan.
0 komentar: